Menurut istilah, gaya
bahasa dikenal dalam istilah retorika dengan istilah style, yang diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Gaya bahasa dapat dibatasi
sebagai cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
(pemakai bahasa).
Perlu dibedakan juga dengan pengertian majas. Karena gaya bahasa sering digunakan
untuk menentukan dan menemukan definisi makna dalam suatu karya sastra, digunakan
untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran penulis, baik dalam prosa, pantun,
puisi, cerpen, roman atau novel. Maka dalam istilah kesusastraan, gaya bahasa yang digunakan
lebih dikenal dengan istilah Majas. Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas
perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan.
Dari segi penyusunan kalimat, gaya
bahasa dibagi dua macam, yaitu :
A. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, yaitu :
1.
Klimaks
-
Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman
dan pengalaman harapa.
-
Buah dari usaha adalah keberhasilan, usaha yang tiada
mengenal lelah, selalu berusaha dan berpegang teguh pada keyakinan, dan yang
terpenting adalah kesabaran dan belajar dari pengalaman.
2.
Antiklimaks
Antiklimkas adalah gaya
bahasa yang dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur dengan menurunnya
kepentingan gagasan atau pikiran. Contoh :
-
Ketua pengadilan negeri itu adalah seorang yang kaya,
pendiam, dan tidak terkenal namanya.
-
Pembangunan lima tahun telah dilancarkan serentak di
Ibu kota negara, ibu kota-ibu kota propinsi,
kabupaten, kecamatan, dan semua desa di seluruh Indonesia .
3.
Paralelisme
-
Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga
harus diberantas.
-
Baik golongan yang tinggi maupun golongan yang rendah,
harus diadili kalau bersalah.
4.
Antitesis
Antitesis adalah sebuah gaya
bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, degan menggunakan
kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Contoh :
-
Mereke sudah kehilangan banyak dari harta bendanya,
tetapi mereka juga telah banyak memperoleh keuntungan daripadanya.
-
Kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai
kewajiban terhadap keamanan bangsa dan negara.
5.
Repetisi
Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberi penjelasan atau penekanan. Contoh :
-
Atau maukah kau pergi bersama serangga-serangga tanah,
pergi bersama kecoak-kecoak, pergi bersama mereka yang menyusupi tanah,
menyusupi alam?
Karena nilainya dalam oratori (teknik pidato) dianggap tinggi, para
orator menciptakan bermacam-macam repetisi yang pada prinsipnya didasarkan pada
tempat kata yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat. Yang penting
diantaranya adalah :
a.
Epizeukis, yaitu repetisi
yang mengulang kata-kata yang dianggap penting secara langsung. Misalnya :
- Kita harus bekerja, bekerja, sekali lagi
bekerja untuk mengejar semua ketertinggalan kita.
b.
Tautotes, yaitu repetisi
yang mengulang dan merubah konstruksi pola kelompok kata yang sudah ada.
Misalnya :
- Kau memarahi aku, aku memarahi kau, karena aku dan kau saling emosi.
c.
Anafora, yaitu repetisi
yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya.
Misalnya :
- Ibu adalah manusia yang paling
kuhormati, karena ibu adalah wanita yang paling mulia, dan ibu adalah
segalanya bagiku.
d. Epistrofa, yaitu
repetisi yang berujud perulangn kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat.
Misalnya :
- Selama hayat masih dikandung badan kau adalah
kekasihku
selama biduk masih berlayar
di bahtera kau adalah kekasihku
pendamping
hidup, pelipur lara, kau adalah kekasihku
e. Simploke (symploche), yaitu repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat
berturut-turut. Misalnya :
- Engkau laksana bulan,
menerangi gelapnya hatiku
Engkau bagaikn mutiara, menghiasi relung
hatiku
Engkau
ibarat mentari, menghangatkan seganap hatiku
f.
Mesodisplosis, yaitu repetisi di tengah-tengah baris
atau kalimat berurutan. Misalnya :
- Kuhirup jejak yang dtinggalkan bau badanmu
Kuraih jejak keberadaanmu yang menghilang di kegelapan
g.
Epanalepsis, yaitu
repetisi yang berwujud perulangan kata pertama yang ditempatkan di akhir baris.
Misalnya :
- Berdoalah selama kau sedang berusaha, berdoalah.
h. Anadiplosis
(Epanadiplosis atau Epanastrofa),
yaitu repetisi yang berbentuk perulangan kata atau frasa terakhir menjadi kata
atau frasa pertama pada kalimat berikutnya. Misalnya :
- Aku sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta pada pandangan
pertama.
Pandangan
pertama yang selalu menggoda hatiku.
B. Gaya bahasa berdasarkan makna kalimat, yaitu :
1. Gaya
Bahasa Retoris
a. Aliterasi, yaitu gaya
bahasa yang terwujud dari pengulangan konsonan yang sama, yang berfungsi
sebagai perhiasan atau penekanan dalam suatu puisi atau prosa. Misalnya :
- Takut titik lalu tumpah.
- Berbisik membelah bibir
di ujung buritan.
b. Asonansi, yaitu gaya
bahasa yang berwujud dari perulangan vokal yang sama. Misalya :
- Ini muka penuh luka
siapa punya.
- kura-kura dalam
perahu, pura-pura tidak tahu.
c. Anastrof
(Inversi), yaitu gaya bahasa yang membalikkan susunan kata
yang biasa dalam kalimat. Misalnya :
- Pergilah ia meninggalkan kami. (Ia pergi meninggalkan kami)
- Keheranan kami melihat perangainya. (Kami
keheranan melihat perangainya)
d. Apofasis
(Preterisio), yaitu gaya bahasa yang menggunakan penegasan
kalimat, tetapi tampaknya menyangkal atau berpura-pura membiarkan padahal menekankan
atau menginginkan. Misalnya :
- Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini
bahwa Saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara.
- Maksud hati memeluk
gunung apalah daya tangan tak sampai.
e. Apostrof, yaitu gaya
bahasa berbentuk pengalihan pesan atau amanat kepada orang yang tidak ada.
Misalnya :
- Wahai para dewa, bebaskan kami dari
belenggu penindasan.
- Bagimu yang bersemayam di tanah kering,
kutumpahkan air rindu kepadamu sebagai doa dan kenangan kami.
2. Gaya
Bahasa Kiasan
Majas adalah gaya
bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang
bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi
menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan
pertautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar